Jawaban:
-Jawabannya sederhana: karena kisah para nabi itu disampaikan oleh Al-Quran yang bertutur dengan menggunakan bahasa Arab, maka secara otomatis semua dialognya 'diterjemahkan' ke dalam bahasa Arab. Dan tidak mungkin dialog mereka disampaikan dalam bahasa aslinya.
-إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ
"Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." Begitu pun firman Allah SWT di dalam surat An-Nahl ayat 36:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)
yang walaupun semua diceritakan semua nabi berasal dari bangsa ara tapi tidak menutup kemungkinan agar seorang nabi diturunkan di tempat lain.
-nabi adalah manusia pilihan tuhan "yang berarti mereka di anugerahi sesuatu mukjizat atau kelebihannya masing masing"
-Ulama meyakini alasannya adalah karena untuk menjadi nabi dan rasul sangat berat dan harus menjadi pemimpin umat, sementara wanita secara fisik diciptakan Allah tidak sekuat pria dan dikodratkan untuk mengalami haid setiap bulan sehingga ia tidak bisa menjadi iman shalat (pemimpin) juga tidak berpuasa.
[answer.2.content]